Pages

Subscribe:

Senin, 30 Desember 2013

Tugas Softskill

Enterprise Unified Process



Oleh:
Adhy Suryo Wicaksono
Bayu Akbar
Fachri Adityo
Fajar Hidayatullah




Depok
2013




BAGIAN I
 

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun buku ini dengan baik, serta tepat pada waktunya. Dalam buku ini kami akan membahas mengenai “ENTERPRISE UNIFIED PROCESS”
Buku ini telah dibuat dengan berbagai observasi, pencarian materi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan buku ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimak kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada buku ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku selanjutnya.
Akhir kata semoga buku ini dapat memberikan manfaat terhadap kita semua.


Daftar Isi

BAGIAN I
Kata Pengantar 
Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
 
1.3. Ruang Lingkup
 
BAGIAN II 
Bab 2. Konsep Enterprise Unified Process
2.1. Pengertian Enterprise Unified Process

2.2. Penurunan pada Enterpirse Unified Process
 
2.2.1 Pengertian Rational Unified Process
2.2.2 Sejarah Rational Unified Process
2.2.3 Keuntungan Rational Unified Process
BAGIAN III 
Bab 3.
3.1. Fase-fase Enterprise Unified Process

3.1.1 Inception

3.1.2 Elaboration
3.1.3 Construction
3.1.4 Transition
3.1.5 Production
3.1.6 Retirement
3.2 Praktik-praktik Enterprise Unified Process
BAGIAN IV 
Bab 4. Contoh kasus fase-fase Enterprise Unified Process SMS Gateway

4.1 Inception
4.2 Elaboration
4.3 Construction
4.4 Transition
4.5 Production
4.6 Retirement
Bab 5. Penutup 
5.1. Kesimpulan

Daftar Pustaka



BAB 1

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Enterprise Unified Process (EUP) adalah perpanjangan varian dari Rasional Unified Proses dan dikembangkan oleh Scott W. Ambler dan Larry Constantine pada tahun 2000, terakhir dikerjakan ulang pada tahun 2005 oleh Ambler, John Nalbone dan Michael Vizdos. EUP diperkenalkan untuk mengatasi beberapa kekurangan dari RUP, yaitu kurangnya dukungan sistem dan akhir penggunaan sistem software. Jadi dua fase dan beberapa disiplin ilmu baru ditambahkan ke RUP.


1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan ini adalah untuk memberikan panduan pembelajaran bagaimana, EUP merupakan implementasikan dalam suatu pengembangan perangkat lunak


1.3 Ruang Lingkup

Pengembangan aplikasi intranet potal dilakukan menggunakan metodologi Enterprise Unified Process (EUP) dengan menggunakan perangkat lunak Rational Enterprise Suite. Perangkat bantu yang digunakan adlah Rational Requisite Pro untuk menemukan dan mendokumentasikan kebuuhan user terhadap aplikasi yang akan dikembangkan dan Rational Rose untuk melakukan pengembangan kerangka aplikasi
Dalam implementasi akan dikembangkan aplikasi intranet protal untuk fullright indonesia sebagai model dan studi kasus dengan menggunakan RUP dalam proses pengembangan aplikasi, Adapu ruang lingkup pengembang Aplikasi intranet portal mencakup hal-hal sebagai :
  • Pengembangan spesifikasi dan moldul aplikasi antar muka (interface) yang menjadi penghubung antar pengguna dengan infrastruktur dan sumber daya yang dimiliki Fulbright Indonesia.
  • Pengembangan spesifikasi dan modul aplikasi perangkat bantu (tools) yang dapat diintegrasikan ke sistem seperti yang diperlukan oleh sistem.
  • Pengembangan spesifikasi database yang diperlukan oleh sistem.


BAB 2

Konsep

Enterprise Unified Process

2.1 Pengertian Enterprise Unified Process

Enterprise Unified Process (EUP) adalah perpanjangan varian dari Rasional Unified Proses dan dikembangkan oleh Scott W. Ambler dan Larry Constantine pada tahun 2000, terakhir dikerjakan ulang pada tahun 2005 oleh Ambler, John Nalbone dan Michael Vizdos.EUP diperkenalkan untuk mengatasi beberapa kekurangan dari RUP, yaitu kurangnya dukungan sistem dan akhir penggunaan sistem software. Jadi dua fase dan beberapa disiplin ilmu baru ditambahkan ke RUP. EUP melihat pengembangan perangkat lunak bukan sebagai kegiatan mandiri, tetapi tertanam dalam siklus hidup sistem (yang akan dibangun atau ditingkatkan atau diganti), Siklus hidup TI dari perusahaan dan organziation/bisnis adlah siklus hidup perusahaan itu sendiri. Ini berkaitan dengan pengembangan perangkat lunak dilihat dari sudut pandang pelanggan.

2.2 Penurunan pada Enterprise Unified Process

2.2.1 Pengertian Rational Unified Process
Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perankat lunak. Gambar dibawah menunjukkan secara keseluruhan arsitektur yang dimiliki RUP. RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language (UML). Melalui gambar dibawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu:
  • Dimensi pertama digambarkan secara horizontal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal dari phase selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration, Construction, dan Transition.
  • Dimensi kedua digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas
Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration dan Change Manegement, Project Management, Environtment.

Pada penggunaan kedua standard tersebut diatas yang berorientasi obyek (object orinted) memiliki manfaat yakni:
  • Improve productivity Standard ini dapat memanfaatkan kembali komponen-komponen yang telah tersedia/dibuat sehingga dapat meningkatkan produktifitas
  • Deliver high quality system Kualitas sistem informasi dapat ditingkatkan sebagai sistem yang dibuat pada komponen¬komponen yang telah teruji (well-tested dan well-proven) sehingga dapat mempercepat delivery sistem informasi yang dibuat dengan kualitas yang tinggi.
  • Lower maintenance cost Standard ini dapat membantu untuk menyakinkan dampak perubahan yang terlokalisasi dan masalah dapat dengan mudah terdeteksi sehingga hasilnya biaya pemeliharaan dapat dioptimalkan atau lebih rendah dengan pengembangan informasi tanpa standard yang jelas.
  • Facilitate reuse Standard ini memiliki kemampuan yang mengembangkan komponen-komponen yang dapat digunakan kembali untuk pengembangan aplikasi yang lainnya.
  • Manage complexity Standard ini mudah untuk mengatur dan memonitor semua proses dari semua tahapan yang ada sehingga suatu pengembangan sistem informasi yang amat kompleks dapat dilakukan dengan aman dan sesuai dengan harapan semua manajer proyek IT/IS yakni deliver good quality software within cost and schedule time and the users accepted.
Dari gambar diatas, terlihat ada sembilan core process workflow dalam RUP. Semuanya merepresentasikan pembagian worker dan activities ke dalam logical grouping. Ada dua bagian utama yaitu process workflows dan supporting workflows. Dalam process workflows terdapat Bussiness modeling yang didalamnya dibuat dokumen bussiness process yang dipakai disebut bussiness use cases. Dokumen ini menjamin stakeholder memahami kebutuhan bisnis proses yang diperlukan.
Tujuan dari requirement workflow adalah mendeskripsikan ‘what’/apa yang harus dikerjakan oleh sistem serta membolehkan developer dan costumer untuk menyetujui deskripsi itu. Analysis&Design workflows bertujuan untuk menunjukkan ‘how/bagaimana merealisasikan sistem dalam tahap implementasi. Didalamnya kita akan menemukan problem domain juga solusi dari problem yang mungkin akan muncul dalam sistem. Hasil yang diberikan pada tahapan ini adalah design model sebagai ‘blueprint’ dari source code yang akan dibuat dan juga analysis model (optional). Implementation workflow bertujuan untuk mengimplementasikan classes dan objects dalam hubungannya dengan component, mengetest component yang dihasilkan sebagai unit, dan untuk mengintegrasikan hasil yang dibuat oleh masing-masing implementer/teams ke dalam executable system. RUP menjelaskan bagaimana kita me-reuse exiting complements atau me-implement new component sehingga membuat sistem mudah dibangun dan meningkatkan kemungkinan untuk me-reusenya. Test workflow bertujuan untuk memeriksa interaksi antar objek, penggabungan component dari software dengan tepat, dan memeriksa apakah semua kebutuhan sudah dipenuhi dengan tepat. Selain itu, test bertujuan untuk mengidentifikasikan dan meyakinkan bahwa kerusakan yang ada telah diatasi sebelum men-deploy software.
RUP menawarkan pendekatan iterative yang memungkinkan kita mengetest keseluruhan project dengan menemukan kerusakan sejak dini sehingga mengurangi cost untuk memperbaikinya. Test menghasilkan tiga macam ukuran qualitas yaitu reliability, functionality, application dan system performance. Deployment workflow dilakukan untuk menghasilkan product release dengan sukses dan aktifitas mengantar software kepada end user seperti membuat external releases dari software ,packing software, distributing software, installing software, serta membantu user memahami sistem. Aktifitas ini dilakukan pada fase transition. Dalam RUP, deployment workflow berisi paling sedikit detailnya daripada workflow yang lain. Project management menyediakan framework untuk mengatur software-intensive projects, panduan untuk planning, staffing, executing, dan monitoring projects, dan framework untuk mengatur resiko yang ada. Dikatakan sukses apabila produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan user dan kebanyakan customer.
Configuration and change management menyediakan panduan untuk mengatur penyusunan software systems, mengatasi perubahan request management, dan dapat menjadi salah satu cara untuk melaporkan suatu kerusakan. Environment bertujuan menyediakan software development organization beserta software development environment, yang dibutuhkan untuk mendukung development team. Seperti yang kita tahu dalam software development, tujuan yang akan diraih adalah membangun/meningkatkan sebuah software sesuai dengan kebutuhan (Bussiness Process). Sedangkan sebuah proses disebut efektif jika menetapkan sebuah garis pedoman yang menjamin kualitas software yang dibangun, mengurangi resiko dan meningkatkan perkiraan kepada masalah yang mungkin muncul, serta menggunakan best practise. Rational Unified Process menawarkan dan menjelaskan penerapan six best practise yang efektif pada software development, diantaranya adalah :
  • Develop Software Iteratively Pendekatan secara iterative digunakan untuk mengurangi resiko yang dapat terjadi selama lifecycle. Setiap akhir iterasi akan diperoleh executable release yang memungkinkan keterlibatan end user dan feedback yang diberikan secara terus-menerus. Pendekatan ini juga mepermudahkan penyesuaian perubahan kebutuhan, features, maupun jadwalnya.
  • Manage Requirements Rational Unified Process mendeskripsikan bagaimana mendapatkan, mengorganisasikan, dan mendokumentasikan fungsionalitas dan batasan yang dibutuhkan. Sehingga akan memudahkan dalam memahami dan mengkomunikasikan kebutuhan bisnis.
  • Use Component-based Architecture RUP menggunakan pendekatan sistematis dalam mendefinisikan arsitektur yang menggunakan component. Karena memang proses yang dilakukan difokuskan pada awal pembangunan sebuah software. Dalam proses ini akan mendeskripsikan bagaimana menyusun arsitektur yang fleksibel, mudah dipahami, dan mengembangkan efektif software reuse.
  • Visually Model Software Proses yang dilakukan menunjukkan bagaimana memvisualisasikan model yang mencakup struktur dan kelakuan dari arsitektur dan komponen.
  • Verify Software Quality Application perfoemance dan kemampuan tahan uji yang buruk dapat menghalangi diterimanya sebuah aplikasi software. Sehingga diperlukan penelaahan lebih lanjut tentang kualitas software dengan mematuhi kebutuhan aplikasi berdasarkan kemampuan tahan uji, fungsionalitas, application performance, dan system performance.
  • Control Changes to Software Proses akan mendeskripsikan bagaimana mengontrol dan memonitor perubahan untuk kesuksesan iterative development. Selain itu, proses juga akan memandu kita bagaimana menyusun workspace yang aman bagi para developer dengan mengisolasi perubahan yang dilakukan di workspace lain dan dengan mengontrol perubahan pada seluruh software artifact. Sehingga membuat team bekerja sebagai unit tersendiri dengan mendeskripsikan bagaimana mengintegrasikan dan membangun management secara otomatis.
RUP sebagai architecture-centric. Architeture ini merupakan fokus yang dibahas pada fase elaboration yang akan dibahas pada bagian lain makalah ini. Software architecture design merupakan artifact dasar yang diperoleh dari sebuah architecture. Artifact lain yang diperoleh dari sebuah architecture ini diantaranya dapat membuat garis pedoman desain yang dipakai, struktur produk, dan team structure. Dalam merepresentasikan sebuah architecture pada software development kita menggunakan yang disebut The 4+1 view model yang telah kita kenal saat mempelajari UML. View model itu terdiri dari : logical view (dipakai oleh analyst/designer), implementation view (dipakai oleh progammer), process view (dipakai oleh system integrator), dan deployment view (dipakai oleh system engineering), serta ditambah dengan use case view (dipakai oleh end user). Keuntungan dari architecture centric process diantaranya memperbolehkan kita untuk menambah dan menambah intellectual control sebuah proyek untuk mengatur kompleksitas dan membangun system integrity. Proses arsitektur ini memiliki lifecycle phase, yang terdiri dari inception phase, elaboration phase, construction phase, dan transition phase. Setiap fase yang ada dihubungkan dengan milestone, yaitu suatu point evaluasi dari suatu tahap fase yang sudah selesai dibuat,

2.2.2 Sejarah Rational Unified Process

RUP merupakan produk proses perangkat lunak yang awalnya dikembangkan oleh Rational Software. Rational Software diakuisisi oleh IBM pada Februari 2003. Produk ini memuat basis-pengetahuan yang bertautan dengan artefak sederhana disertai deskripsi detail dari beragam aktivitas. RUP dimasukkan dalam produk IBM Rational Method Composer (RM C) yang memungkinkan untuk kustomisasi proses. Dengan mengombinasikan pengalaman dari banyak perusahaan, dihasilkan enam praktik terbaik untuk rekayasa perangkat lunak modern: Pengembangan iteratif, dengan risiko sebagai pemicu iterasi primer Kelola persyaratan Terapkan arsitektur yang berbasis komponen Visualisasikan model perangkat lunak Secara kontinyu, verifikasi kualitas Kendalikan perubahan.

2.2.3 Keuntungan RUP

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan pendekatan iterasi diantaranya adalah : mengurangi resiko lebih awal, perubahan yang dilakukan lebih mudah diatur, higher level of reuse, project team memiliki waktu lama untuk memahami sistem yang akan dibangun, dan menghasilkan kualitas yang lebih baik di segala aspek.
RUP menawarkan berbagai kemudahan dalam membangun sebuah sotfware, ada yang disebut Six Best Practices yang terdiri dari :
  • Develop Iteratively
  • Manage Requirement
  • Use Component-based Architecture
  • Model Visually
  • Verify Quality
  • Control Changes to software
Semua proses yang dilakukan oleh RUP akan memberikan keuntungan pada tahapan membangun sebuah software. Saat melakukan perancangan sebuah perangkat lunak, tentunya setiap tahapan akan mendapatkan masalah. Biasanya gejala/symptom yang menunjukkan ada masalah dalam proses perancangan software seperti berikut :
  • Ketidak akuratan dalam memahami kebutuhan end-user.
  • Ketidakmampuan untuk menyetujui perubahan kebutuhan yang diajukan.
  • Modul-modul yang dibutuhkan tidak dapat dihubungkan.
  • Software yang sulit untuk dibangun atau diperluas.
  • Terlambat menemukan kerusakan project yang serius.
  • Kualitas software yang buruk.
  • Kemampuan software yang tidak dapat diterima.
Team members yang bekerja sendiri-sendiri sulit untuk mengetahui perubahan yang telah dilakukan karena ada perbedaan dalam membangun software tersebut. Ada ketidakpercayaan dalam membangun dan me-release proses. Usaha untuk menghilangkan symptom ini tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi software developer karena gejala ini dapat terjadi oleh adanya penyebab utama masalah yang timbul saat membangun sebuah sistem, yaitu :
  • Requirement management yang tidak mencukupi
  • Komunikasi yang ambigu dan tidak tepat
  • Arsitektur yang rapuh
  • Kompleksitas yang sangat besar
  • Tidak terdeteksinya ketidakkonsistenan antara requirement,desain, dan implementasi
Pengetesan yang tidak mencukupi
  • Penilaian status project yang subjektif
  • Keterlambatan pengurangan resiko yang disebabkan waterfall development
  • Perkembangan yang tidak terkontrol
  • Otomatisasi yang kurang
Semua hambatan yang ditemui saat membangun software akan dapat diatasi dengan menggunakan best practise yang telah disebutkan di awal pembahasan. Dengan menggunakan best practise yang diterapkan oleh Rational Unified Process, akar masalah yang menyebabkan timbulnya symptom dalam software developer akan teratasi dengan baik.
Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai Rational Unified Process, kita perlu untuk mengetahui terlebih dahulu apa maksud dari proses itu sendiri. Proses merupakan suatu tahapan yang mendefinisikan siapa yang mengerjakan apa, kapan dan bagaimana meraih suatu tujuan yang pasti. RUP merepresentasikan empat elemen dasar untuk memodelkan pertanyaan yang muncul dari sebuah proses, yaitu workers, activities, artifacts, dan workflows.
Worker mendefinisikan behavior/kelakuan dan responsibilities dari seseorang atau sebuah team. Dalam Unified Process, worker lebih diartikan sebagai bagaimana team/individual seharusnya bekerja. Sedangkan tanggungjawab bagi worker adalah melakukan serangkaian aktifitas sebagai pemilik dari sekumpulan artifact.
Activity dari spesific worker adalah sebuah unit kerja yang dilakukan seorang individu. Tujuannya cukup jelas,yaitu membuat/meng-update artifact. Setiap activity diberikan kepada spesific worker dan harus dapat digunakan sebagai elemen dalam planning dan progress software development. Contoh activity diantaranya : merencanakan sebuah iteration untuk worker Project Manager, menemukan use case dan aktor untuk worker System Analyst, dan sebagainya.
Artifact merupakan sekumpulan informasi yang dihasilkan, diubah, dan dipakai dalam sebuah proses. Artifact digunakan sebagai input bagi worker untuk melakukan activity dan juga sebagai output dari activity. Dalam object-oriented design, activities adalah operasi yang dilakukan aktif object(worker) sedangkan artifact sebagai parameter dari activities tersebut. Contoh artifact yaitu: model (uses case model), document,source code,dan lain-lain.
Workflow adalah serangkaian activities yang menghasilkan nilai hasil yang dapat terlihat. Dalam UML, workflow digambarkan dengan sequence diagram, collaboration diagram, atau activity diagram. Workflow tidak selalu dapat dipakai untuk merepresentasikan semua ketergantungan yang ada diantara activities. Karena,terkadang dua buah activities yang digambarkan dalam workflow sebenarnya sangat rapat jalinannya yang melibatkan worker yang sama padahal mungkin penggambarannya tidak terlalu tepat.


BAB 3

3.1 Fase-Fase Enterprise Unified Process



3.1.1 Inception
Tahap inception fokus pada penentuan manfaat perangkat lunak yang harus dihasilkan, penetapan proses-proses bisnis (business case), dan perencanaan proyek.
  • Menentukan Ruang lingkup proyek
  • Membuat ‘Business Case’
  • Menjawab pertanyaan “apakah yang dikerjakan dapat menciptakan ‘good business sense’ sehingga proyek dapat dilanjutkan

3.1.2 Elaboration
Tahap untuk menentukan use case (set of activities) dari perangkat lunak berikut rancangan arsitekturnya.
  • Menganalisa berbagai persyaratan dan resiko
  • Menetapkan ‘base line’
  • Merencanakan fase berikutnya yaitu construction

3.1.3 Construction
Membangun produk perangkat lunak secara lengkap yang siap diserahkan kepada pemakai.
  • Melakukan sederetan iterasi
  • Pada setiap iterasi akan melibatkan proses berikut: analisa desain, implementasi dan testing

3.1.4 Transition
Menyerahkan perangkat lunak kepada pengguna, mengujinya ditempat pengguna, dan memperbaiki masalah-masalah yang muncul saat dan setelah pengujian.
  • Membuat apa yang sudah dimodelkan menjadi suatu produk jadi
  • Dalam fase ini dilakukan: Beta dan performance testing; Membuat dokumentasi tambahan seperti training, user guides, dan sales kit; Membuat rencana peluncuran produk ke komunitas pengguna

3.1.5 Production
Selama fase ini, anda akan mempertahankan proyek, artinya dengan menjalankan usaha komunikasi, kemudian melanjutkan pelatihan dan pengjaran, dan melanjutkan pengaturan dari proses yang akan anda pelajari.


3.1.6 Retirement
Dalam fase ini terdapat pemindahan data dan sistem integrasi yang baik

3.2 Praktik Praktik Enterprise Unified Process

  • Mengembangkan iteratif
  • Mengelola persyaratan
  • Arsitektur Pembtuktian
  • Modeling/Perancangan
  • Memverifikasi kualitas secara terus-menerus
  • Mengelola perubahan
  • Pembangunan Berkolaborasi
  • Melihatlah pencapaian pembangunan
  • Memberikan perangkat lunak bekerja secara teratur
  • Mengelola risiko



BAB 4

Contoh kasus fase-fase Enterprise Unified Process SMS Gateway


4.1 Inception

Mendefinisikan Ruang Lingkup
Deskripsi Proses Bisnis
Sistem SMS Gateway Akademik ini dibuat untuk membantu menangani layanan informasi akademik yang bersifat “mobile” untuk mahasiswa dengan memanfaatkan fasilitas SMS. SMS Gateway Akademik ini diperuntukkan bagi :
  • Mahasiswa, untuk melihat informasi yang terkait dengan kegiatan akademisnya, seperti status registrasi, jadwal kuliah, jadwal ujian, nilai UTS, nilai UAS, IP, IPK dan info umum seperti seminar.
  • Calon mahasiswa baru, untuk mengetahui kelulusan setelah ujian saringan masuk.
Develop Business Use Case
Business Object Model

Business Object Model Administrasi Sistem

Business Object Model Kelola Info

4.3 Business Object Model Lihat Informasi


4.2 ELABORATION

Perangkat Keras
  • Personal Computer (PC), dengan spesifikasi minimal:
  • Processor : Intel Pentium III 800Mhz
  • Memory : SDR 256MB
  • Serial port : COM 1 (standar RS232)
  • Hardisk: 1GB GSM modem/Handphone sebagai alat komunikasi, penghubung PC dengan pengirim data.
Sistem Operasi
Sistem operasi yang digunakan minimal berjalan pada Windows 98.
DBMS
DBMS yang digunakan adalah MySQL Server 4.0.18
Tools
Tools yang digunakan untuk membangun perangkat lunak adalah bahasa pemrograman Java (Java 2 SDK 1.4)
Kebutuhan Fungsionl
RefFungsi
R.1.1Melakukan koneksi perangkat lunak dengan database
R.1.2Melakukan set terminal yang menghubungkan PC dengan handphone (pada sistem SMS gateway)
R.1.3Menangani konversi pemrosesan PDU menjadi format teks sehingga didapat no telepon dan pesan (SMS terima)
R.1.4Menangani konversi no telepon tujuan dan pesan (format teks) ke format PDU (SMS kirim)
R.1.5Menangani pemeriksaan respon dari terminal (SMS masuk dan SMS belum terbaca)
R.1.6Menangani penghapusan SMS yang telah dibaca pada handphone (sistem)
R.1.7Menangani penyimpanan data SMS yang diterima (log SMS diterima)
R.1.8Menangani penyimpanan data SMS yang belum/ sudah dikirim (log SMS kirim, hasil pemrosesan)
R.1.9Melakukan parsing pesan SMS yang masuk (parameter parsing adalah spasi)
R.1.10Menentukan isi SMS balasan, yang didapat dari hasil pemrosesan(query) hasil parsing SMS
R.1.11Mengirimkan SMS yang belum dikirim
Sequence Diagram
Sequence diagram adalah salah satu bentuk interaction diagram yang mengambarkan proses terjadinya sesuatu.

Sequence Diagram Terima SMS


Sequence Diagram proses SMS masuk

Sequence Diagram kirim balasan

Sequence Diagram Insert Info umum

Sequence Diagram Edit/ Delete Info umum

Sequence Diagram lihat Log Terima/ Log Kirim

Sequence Diagram Start Up

Sequence Diagram ShutDown

Rancangan Interface

Basis Data


4.3 Construction

Rancangan Deployment

Lingkungan Operasional Sistem


4.4 Transition

Black Box Testing


4.5 Production

Operate systemà SMS Gateway telah dioperasikan di Universitas Muhammadiyah sebagai layanan akademik Support SystemàMensupport sistem SMS Gateway Memanage permintaan perubahanà Apabila ada perubahan-perubahan fitur.
Memonitor sistem : Dengan memberikan perawatan terhadap sistem maupun dokumen perawatannya Saran-saran perawatan sistem : Untuk menjaga sistem tetap berjalan stabil dan benar, admin bisa melakukan hal-hal berikut: Periksa baterai handphone jangan sampai habis, jika terminal yang dipilih adalah handphone.
Jika terjadi kegagalan hubungan dengan terminal,
  • periksa kabel data, terhubung dengan port mana (COM1/COM2), karena sistem melakukan koneksi dengan COM1.
  • periksa setting baud rate, pilih dalam menu handphone, set menjadi 19200. Menyiapkan dan recover dari kerusakan


4.6 Retirement

Migrasi Data
  • Memindahkan data dari M.Access ke MySQL
Removal System
  • Mengubah sistem Operasi Windows 98 ke Windows XP



BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

RUP (Rational Unified Process) merupakan suatu Software engineering process hasil kerja awal dari “Three Amigos” –Ivar Jacobson, Grady Booch, dan James Rumbaugh- yang bertujuan untuk memastikan kualitas yang terbaik pada suatu produksi software dengan memperkirakan jadwal dan biaya yang harus dikeluarkan. RUP merupakan process product dari Rational® Software dengan konsep utamanya adalah tentang model, workflow dan workers, serta tentang phase dan iterasi.
Enterprise Unified Process (EUP) adalah perpanjangan varian dari Rasional Unified Proses dan dikembangkan oleh Scott W. Ambler dan Larry Constantine pada tahun 2000, terakhir dikerjakan ulang pada tahun 2005 oleh Ambler, John Nalbone dan Michael Vizdos. EUP diperkenalkan untuk mengatasi beberapa kekurangan dari RUP, yaitu kurangnya dukungan sistem dan akhir penggunaan sistem software. Jadi dua fase dan beberapa disiplin ilmu baru ditambahkan ke RUP.




Daftar Pustaka


[1] Beck, Kent. Extreme Programming Explained: Embrace Change. Addison-Wesley,1999. 

[2] Satzinger, John, et al. 2007 System Analys and Design, 5th Ed., Thomson Course tech., Canada.

[3] [EUP 2005] Enterprise Unified Process: Extending the Rational Unified Process by Scott W. Ambler, John Nalbone, and Michael Vizdos, published Prentice Hall PTR

[4] http://www.enterpriseunifiedprocess.com/ 

[5] http://aelinik.free.fr/cmm/tr25_l4a.html 

[6] http://www.enterpriseunifiedprocess.com/essays/zachmanFramework.html

[7] http://yulianfindawati.blogspot.com/

[8] http://aih25.blogspot.com/2013/03/rup-rational-unified-process.html







Rabu, 23 Oktober 2013





Kamis, 13 Juni 2013

Keindahan Alam Pulau Nias



Pulau Nias, Paradise of World Surf Spot
Pulau Nias berjarak 125 kilometer dari Pantai barat Sumatera, bagian utara pulau Indonesia yang terbesar. Nias memiliki beberapa tempat selancar kelas dunia. Pulau Nias juga merupakan titik singgah untuk bepergian ke pulau-pulau tetangga seperti Mentawai dan kepulauan kecil Hinako.
Luas Pulau Nias tidak jauh beda dengan Pulau Bali. Pulau Nias adalah pulau kecil dengan panjang 140 km dan lebarnya hanya 50 km. Akan tetapi, karena terisolasi dan ditambah dengan permukaan daerahnya yang bermedan kasar membuatnya menjadi sebuah tempat yang unik dan menarik para wisatawan lokal dan manca negara.
Sebelum Nias terkenal karena gendangnya, pulau ini merupakan tempat berkumpulnya para antropolog, ketika pemburu kepala dan pengorbanan manusia memainkan peranan dalam budaya Nias. Sekarang ini, para wisatawan yang mengunjungi pulau ini lebih menyukai membawa tas papan ganda dan 90 persen dari semua pengunjung adalah peselancar.
Reputasi pulau ini di kalangan pada surfer diawali dari sebuah bisikan kecil dari balutan film selancar dan Lagundri Bay. Lagundri Bay termasuk tempat selancar terbaik Nias dan menjadi pusat surfing. Wajar saja pulau ini juga dikenal sebagai Nias Surfing. Dewasa ini, di depan sepanjang pantai banyak dipenuhi dengan warung-warung kecil dan sebuah kafe bergaya barat.
Lagundi Bay merupakan salah satu spot selancar terbaik di Indonesia. Tempat ini memiliki ketinggian ombak sampai 15 kaki. Sejauh ini, hanya ditemukan satu buah resort yang telah beroperasi, meskipun akan ada rencana untuk membuka resort baru di masa datang. Akan tetapi, ukuran Pulau Nias kecil itu diupayakan untuk tidak mengalami perkembangan seperti yang terlihat di Bali.
Waktu terbaik untuk berselancar di Nias adalah Juni hingga Oktober. Pada bulan tersebut, biasanya disertai dengan gulungan ombak terbesar. Tetapi, waktu lainnya juga sangat ideal bagi wisatawan yang ingin berselancar dengan gelombang lebih kecil.

Mengunjungi Pulau Nias
Untuk mengunjungi Pulau Nias, Anda hanya dapat menggunakan transportasi udara dan laut. Apabila menggunakan transportasi laut dari kota Medan ke Sibolga, dari pelabuhan Angin (Sibolga) menggunakan feri ke pelabuhan di Pulau Nias (Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Lahewa dan Tello) kira-kira selama 10 jam. Sibolga terletak tepat di seberang pulau Nias dan Kota Pelabuhan menjadi penghubung antara Kepulauan Sumatera dan pulau Nias.
Apabila menggunakan transportasi udara, ada penerbangan setiap hari dari Bandara Polonia di Medan dan mendarat di Bandara Binak-Gido (Gunung Sitoli, Pulau Nias) sekitar satu jam penerbangan atau penerbangan mingguan dari bandara Soekarno-Hatta di Jakarta ke Bandara Binaka-Gido. Apabila Anda berasal dari luar Indonesia, Anda dapat pergi ke Jakarta terlebih dahulu, kemudian ke Nias atau dari Jakarta ke Medan kemudian ke Nias.

Keberagaman Wisata di Pulau Nias
Pulau Nias termasuk salah satu pulau di Indonesia yang memiliki beragam tempat wisata di dalamnya. Adapun tempat wisata yang dimaksud mulai dari wisata budaya, bahari dengan sebutan Nias Surfing, alam, argo, suku serta wisata lainnya. Pulau dengan ukuran kecil ini jika ditelusuri lebih teliti lagi masih menyimpan banyak tempat wisata menarik.
Adapun tempat wisata menarik yang berada di Pulau Nias yang terkenal di dunia sebagai Nias Surfing, diantaranya adalah sebagai berikut.
·       Pantai Hilisataro yang terletak pada jarak sekitar 11 km dari pusat Kota Telukdalam. Ini termasuk tempat wisata yang menarik untuk surfing selain di Lagundri Bay. Biasanya para wisatawan lokal dan manca negara menanti ombak besarnya pada bulan April hingga Juli untuk melakukan selancar.
·       Pantai Sibaranu yang letaknya berada di Pulau Sibaranu 30 km dari Kota Telukdalam. Pantainya bersih dengan warna putih serta lautnya biru muda. Biasanya para peselancar dapat menginap di Sibaranu Lodge. Kadang mereka juga menginap di rumah warga setempat.
·       Pantai Duru Dua berada di Desa Duru 2 km dari Hibala. Pulau ini memiliki ombak yang cocok juga untuk surfing.
·       Pantai Ladeha termasuk pantai di Pulau Nias yang berada di Desa Lolomoyo. Pantai ini merupakan bentangan pantai hamparan luar dari Bombohau. Para wisatawan dapat melihat keindahan pantai serta puncak Hilibawodesolo dan juga melakukan kegiatan memancing.
·       Pantai Moale mempunyai keindahan alam yang menarik, landai serta memungkinkan untuk melihat sunset. Pantai ini berada di Desa Hilinamozihono 38 km dari Ibu Kota Nias Selatan.
·       Pantai Sobagi Mboho termasuk pantaiindah dengan panjang 3 km serta lebar 50 m. Pantai ini terletak di Desa Soto'o. Desa yang menyimpan sebuah legenda Sobagi Mboho dengan bukit sejarah 7 buah batu besar sebagai asal usulnya kapal.
·       Tebing Genasi berada di desa Bawoganowo. Tempat wisata ini memiliki banyak rumah makan bagi para pengunjung serta penginapan, kolam renang maupun karaoke.
·       Desa Bawomataluo termasuk sebuah desa yang terkenal dengan Loncat batunya. Ketinggian batunya 1.313 feet dari permukaan laut. Sebelum memasuki desa ini, para pengunjung akan menemui 86 anak tangga dari batu tersusun rapi.  Selain itu, terdapat lebih dari 136 buah rumah adat tersusun saling berhadapan.
·       Desa lainnya yang termasuk tempat wisata menarik yaitu Desa Hilinawalo MazinoDesa ini berjarak 20 km dari Kota Telukdalam. Salah satu desa yang menjadi pusat tatanan budaya serta terdapat batu megalit di pintu gerbang masuk desa yang berada di halaman belakang.
Selain tempat wisata menarik, pulau ini juga memiliki beberapa budaya daerah sekaligus menjadi bagian kekayaan budaya nasional. Selain itu, budaya daerah ini mendukung sebutan Nisa Surfing di mata dunia. Budaya daerah tersebut antara lain.
·       Tari Perang yang gerakan di dalamnya memiliki penggambaran sikap kepahlawanan dalam bertempur melawan musuh. Biasanya tarian ini ditampilkan pada acara adat ataupun kunjungan wisatawan yang ingin menyaksikannya.
·       Selain itu, terdapat beragam tarian tradisional daerah lainnya yang dapat dilihat di desa pulau ini misalnya Tari Moyo, Mogaele, Manho, Faluaya dan tarian lainnya.



Pendapat saya tentang Pulau Nias
Pulau Nias adalah pulau yang masih jarang di datangi oleh wisatawan asing maupun domestik, karena pulau Nias tidak sangat populer seperti Bali. Tetapi Pulau Nias sangat terkenal oleh para peselancar/surfing, karena di sana mereka dapat mendapatkan ombak yang sangat bagus. Dan disana banyak beragam wisata yang kita bisa nikmati Di Pulau Nias.
Saran saya tentang Pulau Nias
Semoga pemerintah dan warga sana harus menjaga dan melestarikan keindahan alam Pulau Nias.